Menikmati Ngentot di Italy |
Di keluarga inilah pengalaman menarik saya terjadi. Sewaktu pertama kali interview dengan keluarga ini mereka tampak sangat ramah. Mereka adalah pasangan suami-istri yang berasal dari Italy umur mereka sekitar 45 tahun. Mereka mempunyai seorang anak perempuan berumur 21 tahun. Anak perempuannya cantik sekali, dia mempunyai rambut yang hitam legam, panjangnya sebahu dan raut muka yang khas Italy, alis matanya tebal tapi terawat seperti foto model, namanya Antonella.
Antonella orangnya suka bersolek, oleh karena itu dia memutuskan untuk mengambil kursus kecantikan di TAFE, semacam program diploma di Jakarta. Ia juga sedikit manja, maklum anak satu-satunya. Ortu Antonella memutuskan untuk menyewakan salah satu kamar di rumahnya karena business mereka sedang tidak lancar. Kamarnya disewakan dengan harga $ 250.00/week, lumayan untuk tambahan sehari-hari kata mereka.
Pada bulan-bulan pertama semua berjalan dengan lancar. Saya kuliah dari pagi sampai sore dan kalau malam kadang-kadang suka ngobrol dengan induk semang saya. Mereka sangat ramah, mereka bersedia menyiapkan makan dan sering mengajak saya keluar menunjukkan kehidupan di Sydney. Kadang-kadang pada hari Sabtu dan Minggu Antonella suka mengajak saya ke night club, istilah disini “Clubbing”. Saya merasa tinggal dengan keluarga sendiri dan mereka juga menganggap saya sebagai anak laki-lakinya. Mungkin ini sudah menjadi culture orang Italy yang suka hidup bersosialisasi.
Setelah 6 bulan tinggal bersama keluarga ini, suatu hari saya merasa tidak enak badan dan memutuskan untuk tidak kuliah. Saya berbaring di ranjang di kamar tidur saya. Kamar tidur saya yang bersebelahan dengan kamar Antonella. Kira-kira pukul 12.00 siang saya mendengar suara-suara berasal dari kolam renang. Oh ya, di rumah ini ada kolam renang. Tidak besar mungkin sekitar 7 x 3 meter. Saya beranjak dari tempat tidur dan keluar untuk melihat siapa yang sedang berenang karena mustinya sekarang tidak ada orang dirumah.
Di kolam renang saya bisa melihat Antonella sedang berenang. Saya hampiri dia dan menyapanya.
“Hi Antonella,” sapa saya.
Antonella terkejut ketika melihat saya dan menjawab,
“Hi Eddy, what are you doing at home? I thought you are at Uni,”
“No, I feel sick, so I decide to stay at home.”
“O… have you take any medicine? ”
“Yes, I took a tablet of Codral. Hey, what are you doing here? Aren”t you suppose to be at TAFE?”
“Nop, I feel bored so I decided to take a day off today.”
“Oh, right then. I better stay in bed. Ok see you later.” kata saya.
Selama percakapan tadi saya merasa agak kikuk, soalnya dari atas saya bisa melihat dengan samar-samar kalau Antonella berenang dengan tidak menggunakan baju renang! Alias naked/telanjang! Saya berusaha untuk tidak melihat langsung ke badannya dan berusaha untuk tidak merasa risih. Maklum baru pertama kali ini saya melihat Antonella tanpa busana. Biasanya saya suka melihat dia sering memakai baju seksi, tapi tidak pernah sampai telanjang.
Saya kembali ke kamar saya dan cepat-cepat pergi ke jendela. Kebetulan jendela saya menghadap ke kolam renang, jadi saya bisa melihat dengan jelas si Antonella. Dari celah-celah window blind saya bisa melihat Antonella berenang dengan tenangnya. Sayang saya tidak bisa melihat dengan jelas body si Antonella.
Setelah berenang beberapa lap, Antonella keluar dari kolam renang. Pada saat itu saya bisa melihat dengan jelas bodynya. Wah.. Bodynya benar-benar OK, maklum si Antonella orangnya memang suka menjaga kondisi tubuhnya. Dia sering pergi ke gym. Badannya tidak terlalu putih dan tidak terlalu gelap. Walaupun dia baru berumur 21 tahun badannya cukup tinggi sekitar 170 cm and berat badannya sekitar 57-60 kg. Saya tidak melihat selulit sedikitpun di pahanya. Buah dadanya cukup besar. Tapi yang paling menarik bagi saya adalah kakinya yang jejang dan dia mencukur habis bulu kemaluannya. Jantung saya berdetak dengan kencang dan badan terasa panas dingin.
Antonella mengeringkan badannya dengan handuk, kemudian menaruh handuknya diatas kursi malas yang ada di kolam. Setelah mengoleskan suntain lotion di seluruh tubuhnya yang seksi, mulai dari dada, pinggul, kemaluan dan kakinya yang jenjang, dia berbaring diatas kursi malas. Saya berharap saya bisa mengoleskan suntain lotion di bodynya.
Setelah kira-kira 15 menit berbaring telentang dibawah sinar matahari. Dia membalikkan badannya dan berusaha mengusapkan suntain lotion ke punggungnya, tapi tidak berhasil. Saya melihat dia berpikir sebentar dan berjalan menuju ke rumah. Tak lama kemudian saya mendengar ketukan di pintu kamar saya. Saya berharap itu Antonella. Benar saja, ketika saya membuka pintu kamar Antonella telah berdiri di depan pintu, telanjang bulat, sambil memegang suntain lotion.
“Eddy, could you help me put the suntain lotion on my back? ”
“Sure,” kata saya sambil menelan ludah.
Saya oleskan suntain lotionnya dengan agak gemeteran, ternyata yang saya harapkan jadi kenyataan.
“Coba warna kulit saya seperti punya kamu Eddy, jadinya kan saya nggak usah berjemur,” kata Antonella.
“Terima kasih, warna kulit kamu juga bagus kok dan body kamu juga okey,” balas saya.
“Oh ya, kamu suka dengan body saya?” kata Antonella dengan senyum kecil.
“O iya,” balas saya sambil menelan ludah lagi.
“By the way Eddy, saya merasa kamu agak gemetaran, kamu nggak keberatankan kalau saya nggak pake baju? Saya dengar orang-orang dari Indo nggak biasa ngeliat orang telanjang?”
“Bener juga sih, nggak biasanya saya melihat orang telanjang apa lagi cewek.” kata saya.
“Cuman kalau kamu mau nggak pake baju itu sih terserah kamu, saya sih maklum aja, no problem.”
“Oh.. Good then, soalnya saya sebenarnya suka sekali nude kalau di rumah, cuman Mama-Papa bilang karena ada kamu musti sopan. Lagian bulan-bulan kemarin kan musim dingin, jadi nggak oke. Tapi sekarang udah musim summer, jadi saya sekarang bisa menyalurkan hobby saya.
“So ortu kamu nggak keberatan dengan hobby kamu?” tanya saya.
“Nop. Mereka bilang terserah saya mau apa aja. Kadang-kadang si Mami-Papi juga suka jalan dirumah cuman pakai pakaian dalamnya saja,” jawab Antonella sambil ketawa, “Cuman mungkin karena ada kamu, sekarang mereka nggak terlalu sering melakukannya. Nanti saya kasih tahu mama-Papa kalau kamu nggak keberatan.”
“Okey,” jawab saya sambil tersenyum kecil.
“Ok, terima kasih yah udah mengoleskan suntain lotion, saya mau berjemur lagi yah,” kata Antonella.
“Bye,” balas saya.
Antonella berjalan kembali ke kolam renang dan berjemur dengan posisi tengkurap. Saya kembali melihat Antonella dari balik jendela kamar. Mmhh.. Bodynya benar-benar oke. Pantatnya padat berisi dan bentuknya benar-benar bulat.
Antonella berjemur sekitar 20 menit kemudian berenang lagi selama 5 menit kemudian naik dan masuk ke dalam rumah. Saya tetap saja berada di dalam kamar dan berusaha mengintip diri pintu kamar untuk mengetahui apa yang Antonella sedang lakukan. Ternyata dia tetap tidak memakai bajunya. Dia berjalan-jalan di dalam rumah dengan santainya. Kelihatannya dia sangat menikmati keadaan dimana badannya yang tidak dibalut oleh selembar benang pun. Dia berjalan ke dapur, ruang tamu dan akhirnya duduk di sofa sambil menonton televisi.
Saya tidak tahan lagi hanya mengintip dari kamar, akhirnya saya memutuskan untuk keluar dari kamar dan berjalan ke ruang dapur, pura-pura ambil cemilan kemudian berjalan ke ruang keluarga dan berdiri dekat televesi.
“Ada acara bagus nggak?” tanya saya kepada Antonella.
“Nothing special, ayo duduk di sofa, ngapain nonton TV sambil berdiri?” jawab Antonella sambil tersenyum.
“Ok,” kata saya.
Man.. Saya duduk di sofa disamping Antonella yang telanjang bulat. Dia cuek-cuek aja. Kadang-kadang dia berkomentar tentang acara televisi dan saya hanya bisa bilang ok doang. Saya nggak bisa konsentrasi nonton TV, sebentar mata melihat TV sebentar melihat body Antonella yang oke banget. Kakinya benar-benar bagus, panjangnya proposional banget dan betisnya seperti butir padi. Dia tahu saya nggak konsen, karena kadang-kadang dia sengaja pasang posisi yang menurut saya sangat seksi sekali.
Saya duduk disofa kira-kira 15 menit dan permisi ke Antonella untuk balik ke kamar, alasannya mau belajar, cuman pembaca pasti tahu apa yang saya lakukan di kamar, tegangan lagi tinggi butuh saluran pengeluaran.
Tak lama kemudian saya mendengar kalau ortu Antonella kembali dari kerja. Saya mendengar mereka berbicara dengan Antonella menggunakan bahasa Italy. Dari nadanya kayaknya mereka sedang memperingati Antonella.
Tapi Antonella cuek aja dan membalas pertanyaan mereka dengan santainya. Setelah sedikit argument akhirnya saya mendengar Antonella masuk ke kamarnya dan dari balik pintu saya bisa melihat dia keluar dari kamarnya dengan menggunakan maju mandi. Ketika saya melihat Antonella sudah memakai baju baru saya berani keluar, soalnya takut ortunya tersinggung. Saya berusaha untuk bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Saya juga menjelaskan kenapa saya tidak masuk kuliah hari itu.
Malam harinya ketika selesai makan malam. Papa Antonella mengajak saya ke taman untuk berbincang-bincang. Mula-mula kita ngobrol kejadian sehari-hari. Kemudian setelah menarik napas panjang dia berbicara kepada saya.
“Tadi Antonella bilang kalau kamu membantu dia mengoleskan suntain lotion. Apakah kamu tidak keberatan dengan kebiasaanya yang suka tidak memakai baju?”
“Saya tidak merasa keberatan. Kalau Antonella tidak merasa sungkan/malu saya pun tidak jadi masalah. Masing-masing sudah besar”
“Good, saya lega mendengar itu. Tadinya saya ragu-ragu soalnya setahu saya orang Indo tidak biasa dengan nudity”
“Itu benar, tapi selagi saya tinggal di rumah anda, saya mengikuti aturan rumah anda”
“Ok.. Saya sangat menghargai keterbukaan anda. Antonella bilang bahwa dia sudah menganggap kamu seperti kakaknya”
“Saya juga sudah menganggap Antonella sebagai adik saya, so do not worry about it.”
Mulai sejak itulah kebiasaan rumah mulai berubah. Antonella semakin sering berenang tanpa baju dan kadang-kadang suka berjalan-jalan dirumah tanpa mengenakan sehelai benang. Bahkan teman-teman Antonella suka datang ke rumah untuk berenang. Maklum lagi musim panas. Dan ada beberapa dari mereka yang juga suka berjemur tanpa menggunakan baju. Kalau saya kebetulan di rumah dan melihat mereka, mereka hanya tersenyum saja. Malah kadang-kadang mereka sepertinya sengaja memamerkan bodynya ke saya. Man.. I think I live in heaven.
Antonella juga sekarang berani menjelaskan kepada saya bahwa dia merasa puas bila banyak mata yang melihat bodynya, terutama kaum cowok. Dia pernah bilang bahwa kadang-kadang kalau dia pergi “Clubbing” dia sering menggunakan rok mini atau baju terusan yang pas body tanpa menggunakan Bra atau CD. Kalau dibawah lampu sorot disco orang lain bisa melihat dengan jelas bahwa dibalik baju tidak ada Bra dan CD.
Itulah pengalaman saya. Saya tinggal di keluarga itu selama 1 tahun. Saya terpaksa pindah ke tempat lain karena saya tidak bisa konsentrasi belajar dan nilai saya agak turun. Man.. Siapa yang bisa belajar kalau tahu di rumah ada cewek cakep yang suka bertelanjang ria!! Saya akhirnya memutuskan untuk menyewa flat dengan harapan bisa berkonsentrasi untuk belajar. Tapi ternyata di tempat baru pun banyak hal yang agak mengganggu konsentrasi belajar saya.
E N D
search comming:
cerita dewasa, cerita ayam kampus, cerita dewasa ngentot, cerita ngentot di italy, ngentot memek perawan, cerita ngentot abg, abg nakal, abg sma, ngentot abg sma, cerita ngentot abg nakal sma, cerita ngentot, cerita dewasa lengkap, kumpulan cerita dewasa, web cerita dewasa ngentot, memek mulus, foto bugil, foto memek, foto model bugil, foto sma bugil
Post a Comment